Rabu, 18 Oktober 2017

Helping Relationship



Pada hakekatnya hubungan dalam konseling bersifat membantu (Helping Relation). Maksud membantu disini tetap memberikan kepercayaan kepada klien untuk bertanggung jawab dan menyelesaikan tugas yang dihadapinya. Hubungan dalam konseling tidak bermaksud untuk mengalihkan permasalahan permasalahan kepada konselor tetapi memotivasi klien untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi masalah.

A.    Pengertian

Menurut A. Terry dan Capuzzi mengartikan bahwa Helping Relation merupakan individu bekerja bersama untuk memecahkan apa yang menjadi perhatian atau masalahnya. Dalam hubungan membatu ada pihak yang dibantu dan pihak pemberi bantuan. Mc. Cully mengatakan bahwa suatu profesi helping dimaknakan sebagai adanya seseorang, didasarkan pengetahuan khasnya, menerapkan suatu tehnik intelektual dalam suatu pertemuan khusus (existensial affairs) dengan orang lain dengan maksud agar orang lain tadi memungkinkan lebih efektif menghadapi dilema-dilema, pertentangan yang merupakan ciri khas kondisi manusia.

B.     Karakteristik

George dan Cristiani (1990) mengemukakan enam karakteristik dinamika dan keunikan hubungan konseling. Adapun keenam karakteristik itu adalah sebagai berikut :

1.      Afeksi                                                             4. Privasi

2.      Intensitas                                                        5. Dorongan

3.      Pertumbuhan dan perubahan                           6. Kejujuran

C.    Tujuan Konseling

Krumboltz mengklasifikasikan tujuan konseling menjadi 3 yaitu :

1.      Mengubah perilaku yang salah penyesuaian

2.      Belajar membuat keputusan

3.      Mencegah munculnya masalah

Ketiga tujuan tersebut bersifat continue, maksudnya bahwa konseling tersebut dapat dicapai secara bertahap karena tujuan akhir tidak akan tercapai jika tidak melalui tujuan yang sebelumnya.

D.    Kondisi Hubungan Konseling

Menurut Rogers, konselor harus menciptakan kondisi yang memungkinkan klien dapat berkembang. Menurutnya ada tiga kondisi yang harus diciptakan oleh konselor, yaitu : congruence, acceptance, empathetic.

E.     Aspek Konselor dalam Hubungan Konseling

1.      Aspek keahlian dan keterampilan konselor berpengaruh terhadap keberhasilan konseling ( expertice and skill ).

2.      Sikap yang harus dimiliki konselor untuk menopang keberhasilan dalam menjalakan hubungan konseling ( personal konselor ). Adapun dimensi yang harus disadari dan dimiliki konselor, yaitu :

§  Spontanity                             

§  Fleksibilitas

§  Konsentrasi

§  Keterbukaan

§  Stabilitas emosi

§  Berkeyakinan akan kemampuan untuk berubah

§  Kemauan membantu klien mengubah tingkah lakunya.

§  Komitmen pada rasa kemanusiaan

§  Pengetahuan konselor

§  Totalitas

F.     Aspek Klien dalam Hubungan Konseling

Keberhasilan konseling, selain karena faktor kondisi yang diciptakan konselor, cara penanganan, dan aspek konselor sendiri, ditentukan pula oleh faktor klien. Rogers menyatakan bahwa klien adalah orang yang hadir ke konselor dan kondisinya dalam keadaan cemas atau tidak congruence.

Dalam beberapa kasus diketahui banyak klien datang ke konseling dengan harapan dapat langsung keluar dari masalahnya dan meminta dorongan untuk mengatasinya.

G.    Langkah-langkah dalam Helping Relation

Struktur tiga model menurut Gerald Egan yaitu :

1.      What’s going on ? (membantu klien untuk memperjelas hal-hal penting yang meminta perubahan.

2.      What’s solution can make sense for me ? (membantu klien menentukan hasil).

3.      What do I have to get what I need and I want ? (membantu klien mengembangkan strategi-strategi untuk memenuhi tujuan).

Sumber :

§  Latipun. 2003. Psikologi Konseling Edisi Ketiga. Malang: UMM Press. 
§  Sugiharto, D.Y.P. dan Mulawarman. 2007. Psikologi Konseling. Semarang: Unnes Press.

0 komentar:

Posting Komentar