Pada hakekatnya hubungan dalam konseling bersifat
membantu (Helping Relation). Maksud membantu disini tetap memberikan
kepercayaan kepada klien untuk bertanggung jawab dan menyelesaikan tugas yang
dihadapinya. Hubungan dalam konseling tidak bermaksud untuk mengalihkan
permasalahan permasalahan kepada konselor tetapi memotivasi klien untuk
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi masalah.
A. Pengertian
Menurut A. Terry dan Capuzzi mengartikan bahwa Helping Relation merupakan individu bekerja bersama untuk
memecahkan apa yang menjadi perhatian atau masalahnya. Dalam hubungan membatu
ada pihak yang dibantu dan pihak pemberi bantuan. Mc. Cully mengatakan bahwa
suatu profesi helping dimaknakan
sebagai adanya seseorang, didasarkan pengetahuan khasnya, menerapkan suatu
tehnik intelektual dalam suatu pertemuan khusus (existensial affairs) dengan orang lain dengan maksud agar orang
lain tadi memungkinkan lebih efektif menghadapi dilema-dilema, pertentangan
yang merupakan ciri khas kondisi manusia.
B. Karakteristik
George dan Cristiani (1990) mengemukakan enam karakteristik dinamika dan
keunikan hubungan konseling. Adapun keenam karakteristik itu adalah sebagai
berikut :
1.
Afeksi 4.
Privasi
2.
Intensitas 5.
Dorongan
3.
Pertumbuhan
dan perubahan 6.
Kejujuran
C. Tujuan
Konseling
Krumboltz
mengklasifikasikan tujuan konseling menjadi 3 yaitu :
1.
Mengubah
perilaku yang salah penyesuaian
2.
Belajar
membuat keputusan
3.
Mencegah
munculnya masalah
Ketiga tujuan tersebut bersifat continue, maksudnya bahwa konseling
tersebut dapat dicapai secara bertahap karena tujuan akhir tidak akan tercapai
jika tidak melalui tujuan yang sebelumnya.
D. Kondisi
Hubungan Konseling
Menurut Rogers, konselor harus menciptakan kondisi yang memungkinkan
klien dapat berkembang. Menurutnya ada tiga kondisi yang harus diciptakan oleh
konselor, yaitu : congruence, acceptance,
empathetic.
E. Aspek
Konselor dalam Hubungan Konseling
1.
Aspek keahlian
dan keterampilan konselor berpengaruh terhadap keberhasilan konseling ( expertice and skill ).
2.
Sikap yang
harus dimiliki konselor untuk menopang keberhasilan dalam menjalakan hubungan
konseling ( personal konselor ).
Adapun dimensi yang harus disadari dan dimiliki konselor, yaitu :
§ Spontanity
§ Fleksibilitas
§ Konsentrasi
§ Keterbukaan
§ Stabilitas emosi
§ Berkeyakinan akan kemampuan untuk berubah
§ Kemauan membantu klien mengubah tingkah lakunya.
§ Komitmen pada rasa kemanusiaan
§ Pengetahuan konselor
§ Totalitas
F. Aspek
Klien dalam Hubungan Konseling
Keberhasilan konseling, selain karena faktor kondisi yang diciptakan
konselor, cara penanganan, dan aspek konselor sendiri, ditentukan pula oleh
faktor klien. Rogers menyatakan bahwa klien adalah orang yang hadir ke konselor
dan kondisinya dalam keadaan cemas atau tidak congruence.
Dalam beberapa kasus diketahui banyak klien datang ke konseling dengan
harapan dapat langsung keluar dari masalahnya dan meminta dorongan untuk
mengatasinya.
G. Langkah-langkah
dalam Helping Relation
Struktur tiga
model menurut Gerald Egan yaitu :
1.
What’s going
on ? (membantu klien untuk memperjelas hal-hal penting yang meminta perubahan.
2.
What’s
solution can make sense for me ? (membantu klien menentukan hasil).
3.
What do I have
to get what I need and I want ? (membantu klien mengembangkan strategi-strategi
untuk memenuhi tujuan).
Sumber
:
§ Latipun. 2003. Psikologi
Konseling Edisi Ketiga. Malang: UMM Press.
§ Sugiharto, D.Y.P. dan Mulawarman. 2007. Psikologi Konseling. Semarang: Unnes
Press.
0 komentar:
Posting Komentar