https://www.google.com/search?q=film+good+will+hunting&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiT4M3LoLzXAhXEvY8KHcgoCscQ_AUICygC&biw=1288&bih=697#imgrc=jCvHPNXoJaS6WM:
aA. Karakteristik Konselor
1. Konselor Pertama bernama Henry
§ Langsung
membicarakan masalah klien
§ Menyalahkan
klien atau menyudutkan klien
§ Tidak
melihat potensi pada klien
§ Mudah
terpancing emosinya terhadap kata-kata klien
2. Konselor Kedua bernama Rick
§ Lebih banyak
bertanya
§ Menggunakan
Hypnoterapy
§ Mudah
terpancing emosinya
3. Konselor ketiga bernama Sean Marguire
§ Mendengar
aktif
§ Tau kapan
harus memberikan feedback, nge-chat, dan fokus terhadap masalah
§ Memiliki
wawasan atau pengalaman yang luas
§ Memberikan
kesempatan pada klien untuk mengetahui identitas diri klien dan memberikan
kesempatan pada klien untuk menceritakan diri klien tanpa memaksanya
§ Dapat
membangun hubungan interpersonal pada klien, sehingga muncul saling mengenal,
percaya dan empati
§ Mengetahui
tehnik konseling
§ Menghargai
klien
§ Memiliki
sikap terbuka atas perasaannya sendiri
§ Tidak
menyalahkan klien
§ Mengetahui
arah konseling
B. Teori
Dalam proses konseling yang dilakukan oleh Sean Marguire adalah menggunakan
pendekatan “Terapi Rasional Emotif” dimana konselor menitik beratkan proses
berpikir, menilai, memutuskan, menganalisi dan bertindak. Teori ini
dikembangkan ole Albert Ellis. Teori ini menekankan bahwa manusia berpikir,
beremosi dan bertindak secara stimultan.
Makna dan tujuan terapi ini adalah meminimalkan pandangan yang mengalahkan
diri klien dan membantu klien untuk memperoleh keyakinannya yang lebih
rasional. Teori ini tidak hanya diarahkan pada penghapusan gejala, tetapi juga
untuk mendorong klien agar menguji secara kritis nilai-nilai dirinya secara
mendasar, membantu mereka untuk memperoleh keyakinan yang berkenaan dengan
minat diri, sosial dan pengaturan diri.
Menurut Albert Ellis, tehnik yang digunakan dalam RET ini lebih bersifat
elektif sesuai dengan karakter permasalahan yang cukup bervariasi, sebagaimana
memiliki pengalaman hidup yang cukup berarti, belajar tentang
pengalaman-pengalaman orang lain, dan memasuki hubungan dengan terapis.
Seperti halnya dalam proses konseling, Sean (Konselor) berbagi pengalaman
hidupnya ketika ditinggal istrinya dan mendorong klien agar menguji secara
kritis nilai-nilai dirinya secara mendasar, membantu klien untuk memperoleh
keyakinan yang berkenaan dengan minat diri, sosial dan pengaturan diri.
C. Masalah
§ Klien
mengalami kekerasan pada masa lalunya
§ Menyalahkan
dirinya sendiri dan merasa bahwa klien memang pantas unuk disalahkan dan
dihukum
§ Tidak
memiliki kepercayaan diri
§ Sulit
mempercayai orang lain
Sumber buku : Masdudi. 2011. Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah.
Cirebon: At-Tarbiyah
Press.
0 komentar:
Posting Komentar