Senin, 27 November 2017

PENYAKIT JIWA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Pengertian Penyakit Jiwa
Dalam berbagai ayat Al-Qur’an ada istilah-istilah yang dapat di kategorikan sebagai gangguan jiwa seperti maridhun qolbu, majnun, mafthun jinnatuun. Konsep sakit secara bahasa terkait dengan tiga konsep dalam bahasa inggris, yaitu disease, illnesss dan sickness. Menurut Helman (1984) penyakit dalam konteks medis (disease) lebih berkaitan dengan gambaran medis dan klinis yang terjadi pada seseorang. Illness dalam konteks budaya lebih dilihat sebagai pengakuan sosial bahwa seseorang terganggu dalam menjalankan perannya.. Sedangkan sickness menurut Kleinman mencakup pengertian penyakit dalam tatanan makrososial yang lebih luas.

Penyakit jiwa (psychoses) adalah kelainan kepribadian yang  ditandai oleh mental
dalam (profound-mental) dan gangguan emosional yang mengubah individu normal menjadi tidak mampu mengatur dirinya untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Dua istilah dapat diidentifikasikan dengan psychoses ini adalah insanity dan dementia. Insanity  adalah istilah resmi yang menunjukkan bahwa individu itu juga kacau dan gila akibat dari tindakannya. Pada saat lain istilah demenia digunakan untuk kebanyakan kelainan mental, tetapi secara umum kini diinterpretasikan sebagai sinonim dengan kekacauan mental (mental disorder) yang menyolok. Kebanyakan semua, penyakit jiwa ini disertai dementia.

Seseorang yang diserang penyakit jiwa kepribadiannya terganggu dan selanjutnya menyebabkan kurang mmapu menyesuaikan diri dengan wajar dan tidak sanggup memahami problemnya. Sering kali orang yang sakit jiwa tidak merasa bahwa dirinya sakit, sebaliknya ia menganggap dirinya normal, bahkan lebih baik, lebih unggul, dan lebih penting dari yang lain.

Penyakit Kejiwaan dalam Perspektif Islam
Dalam perspekktif Islam, penyakit jiwa sering diidentikkan dengan beberapa sifat buruk atau tingkah laku tercela (Akhlaq Madzmumah) seperti sifat tamak, dengki, iri hati, arogan, emosional dan seterusnya. Menurut Nabi Muhammad, kecondongan kepribadian yang abnormal tidak lagi disebut secara negatif. Islam menempatkan manusia di tempat yang tinggi, sekalipun masalah kejiwaan, bukan gejala neurosis, namun menurut beliau mereka hanyalah orang yang sakit. Beliau menegaskan bahwa orang yang sakit jiwa adalah mereka yang berbuat maksiat, dalam arti lain mereka yang sering mendustakan Allah.
Al-qur’an memang banyak berbicara tentang penyakit jiwa. Mereka yang lemah iman dinilai sebagai orang yang memiliki penyakit didalam dadanya.

Jenis-jenis penyakit Kejiwaan dalam Perkpektif Islam
Hasan Muhammad as-Syarqawi dalam kitabnya Nahw ‘Ilmiah Nafsi membagi penyakit jiwa dalam sembilan bagian, yaitu: pamer (riya’), marah (al-ghadhab), lalai dan lupa (al-ghaflah wan nisyah), was-was (al-was-wasah), frustrasi (al-ya’s), rakus (tama’), terperdaya (al-ghurur), sombong (al-ujub), dengki dan iri hati (al-hasd wal hiqd).
Beberapa sifat tercela di atas ada relevansinya jika dianggap sebagai penyakit jiwa, sebab dalam kesehatan mental (mental hygiene) sifat-sifat tersebut merupakan indikasi dari penyakit kejiwaan manusia (psychoses). Jadi pada penderitanya sakit jiwa salah satunya ditandai oleh sifat-sifat buruk tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. Nur. 2015. Kerangka Dasar Membangun Kesehatan Spiritual Melalui Pendekatan Psikologi Islam. http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/konseling/article/download/1026/938&sa=U&ved=OahUKEwj45qqwoZDUAhVDHpQKHZYmA6A4FBAWCBYwAw&usg=AFQjCNGVlP8381I2-SQ3lq9wvzGEYwuIQ. Diakses pada tanggal 27 Mei 2017

Arindah. Umayah. 2015. Pendidikan Agama Islam: Kesehatan Jiwa Dalam Perspektif slam. http://www.academia.edu/28063321/Pendidikan_Agama_Islam_Kesehatan_Jiwa_Dalam_Perspektif_Islam. Diakses pada tanggal 24 Mei 2017

0 komentar:

Posting Komentar