Kamis, 05 Oktober 2017

PENGARUH PORNOGRAFI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA




 Masa remaja tidak hanya dicirikan dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang signifikan, namun masa remaja juga menjadi jembatan antara anak yang aseksual dan orang dewasa yang seksual. Remaja adalah masa eksplorasi dan eksperimen seksual, masa mengintregasikan seksualitas kedalam identitas seseorang. Remaja memiliki rasa ingin tahu dan seksualitas yang hampir tidak dapat dipuaskan. Remaja hanya memikirkan apakah dirinya secara seksual menarik, cara melakukan hubungan seks, dan bagaimanakah nasib kehidupan seksualitas mereka. Mayoritas remaja dapat mengembangkan identitas seksual mereka yang matang, meskipun sebagian besar diantara mereka mengalami masa rentan dan membingungkan.
Menurut Epstain & Ward, 2008 mengemukakan bahwa mereka sangat mudah menjangkau informasi tentang seksualitas melalui televisi, video, majalah, lirik lagu, serta dari situs website. Sedangkan menurut Brown & Strasburger, 2007 menyimpulkan bahwa remaja yang sering menonton tayangan seksual di televisi cenderung untuk memulai hubungan seksualnya lebih awal dibandingkan remja yang sedikit menonton tayangan seksual di televisi.
Menurut Kusmiran, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seksual pada remaja, antara lain kurangnya perhatian orang tua, kurangnya komunikasi orang tua dengan anaknya mengenai permasalahan pendidikan seksual, apalagi membicarakan tentang pendidikan seksual di Indonesia terkadang masih dianggap tabu. Lalu adanya pengaruh teman sebaya yang kuat sehingga munculnya penyimpangan perilaku seksual yang dikaitkan dengan norma kelompok sebaya.  Selain itu, adanya perubahan hormonal pada remaja juga dapat mempengaruhi perilaku seksual, karena perubahan hormon dapat menimbulkan hasrat (libido seksualitas).
Kecanduan pornografi dapat mengakibatkan otak bagian tengah depan yang disebut Ventral Tegmental Area (VTA)  secara fisik mengecil. Penyusutan jaringan otak yang memproduksi dopamine (bahan kimia pemicu rasa senang) itu menyebabkan kekacuan kerja neurotransmiter. Dalam hal ini pornografi menimbulkan perubahan konstan pada neurotransmiter dan melemahkan fungsi kontrol. Orang yang sudah kecanduan pornografi tidak bisa lagi mengontrol perilakunya, berkurangnya rasa tanggung jawab bahkan akan mengalami gangguan memori, serta memicu ke arah depresi.

DAFTAR PUSTAKA
Santrock. W. John. 2011. Life-Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi Ketigabelas Jilid I . Jakarta: Penerbit Erlangga
Pinnel. John. 2009. Biopsikologi Edisi Ketujuh. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Belajar
 

0 komentar:

Posting Komentar