Senin, 13 November 2017

PENDEKATAN TERAPI EKSISTENSIAL-HUMANISTIK



Terapi eksistensial humanistik berakal pada filsafat eksistensial yang muncul awal tahun 1960-an yang diperkenalkan oleh Abraham Maslow. Pendekatan eksistensial humanistik pada hakikatnya mempercayai bahwa individu memiliki potensi untuk secara aktif memilih dan membuat keputusan bagi diri sendiri dan lingkungannya. Pendekatan ini sangat menekankan tentang kebebasan dan tanggung jawab.
Pendekatan eksistensial-humanistik mengembalikan pribadi kepada fokus sentral, sentral memberikan gambaran tentang manusia pada tarafnya yang tertinggi. Ia menunjukkan bahwa manusia selalu ada dalam proses pemenjadian dan bahwa manusia secara sinambung mengaktualkan dan memenuhi potensinya. Pendekatan eksistensial secara tajam berfokus pada fakta-fakta utama keberadaan manusia – kesadaran diri dan kebebasan yang konsisten.
Terapi eksistensial humanistik adalah terapi yang sesuai dalam memberikanbantuan kepada klien. Karena teori ini mencakup pengakuan eksistensialisme terhadap kekacauan, keniscayaan, keputusasaan manusia ke dalam dunia tempat dia bertanggungjawab atas dirinya. Menurut kartini kartono dalam kamus psikologinya mengatakan bahwa terapi eksistensial humanistik adalah salah satu psikoterapi yang menekankan pengalaman subyektif individual kemauan bebas, serta kemampuan yang ada untuk menentukan satu arah baru dalam hidup.


Konsep Dasar
Menurut Gerald Corey, ada beberapa konsep utama dari pendekatan eksistensial humanistik, yaitu:
1.     Kesadaran Diri
Kesadaran diri membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Semakin kuat kesadaran diri itu pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang itu. Kebebasan memilih dan bertindak itu disertai tanggung jawab. Para eksistensialis menekankan bahwa manusia bertanggung jawab atas keberadaan dan nasibnya.
2.    Kebebasan, Tanggung  Jawab, Dan Kecemasan
Manusia adalah makhluk yang menentukan diri, dalam arti bahwa dia memiliki kebebasan untuk memilih diantara alternatif-alternatif. Karena manusia pada dasarnya bebas, maka ia harus bertanggung jawab atas pengarahan hidup dan penentuan nasibnya sendiri.
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab dapat menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia . Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesadaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi – potensinya.
3.    Penciptaan Makna
Manusia pada dasarnya selalu dalam pencarian makna dan identitas diri. Hidup tidak memiliki makna dengan sendirinya. Manusialah yang harus menciptakan dan menemukan makna hidup itu.

0 komentar:

Posting Komentar